Menjadi
siswa sekolah kelas IPA bukan berarti memang memiliki pengetahuan dan kemampuan
yang sama rata, dalam artian semua pintar. Terkadang ada satu atau dua
pelajaran yang tentu tidak bisa ditangani oleh beberapa orang. Tidak terlepas
juga aku, yang terkadang tidak paham tentang mata pelajaran Kimia atau Bahasa
Indonesia. Yang pada akhirnya ketika mendapat tugas atau PR (pekerjaan rumah),
kami cenderung meminjam buku teman atau bahasa kasarnya adalah mencontek.
Begitu pula temanku yang terkadang juga mencontek PR Matematiku. Jujur saja aku
memang tidak merasa memiliki kemampuan yang sering dikatakan teman-teman, bahwa
aku pintar dibidang perhitungan. Tapi nyatanya aku masih lemah di Kimia, saat
ujian Fisika kelas XI juga aku tidak lulus ujian, bukan.
Bicara
tentang mencontek, pasti tidak tertinggal dengan jadwal berangkat pagi. Dimana
kami yang ingin mencontek wajib hukumnya berangkat pagi, dan menanti teman yang
akan kami conteki. Saat dia sudah sampai di sekolah dan memasuki kelas, sepontan
kami akan meminjam buku tugas darinya sesuai dengan yang kami butuhkan atau
yang akan dikumpulkan hari itu. Aku sering sekali meminjam buku Bahasa
Indonesia dari salah satu temanku yang dia memiliki tanggal lahir yang sama
denganku. Kami sering menyebut My Twins,
karena tanggal dan bulan lahir yang sama. Kuakui kemampuan bahasanya sungguh
bagus, terlebih saat SMP dia juga diajar oleh guru yang mumpuni dibidangnya.
Lalu
bagaimana denganku, mengapa aku lebih dikenal dengan kemampuan Matematika ku?
Yups, aku terlahir dari kedua orang tua yang berpendidikan, terlebih bapak yang
mengajar pelajaran Matematika mulai dari sekolah dasar sampai sekolah menengah
atas. Akhirnya aku memiliki waktu banyak untuk belajar Matematika. Bukan
belajar langsung dari bapak, tapi aku lebih sering membaca buku-buku pelajaran
Matematika milik bapak. Yang akhirnya aku lebih banyak berkecimpung dan
berpengalaman dibidang perhitungan itu. Ya walaupun pada dasarnya aku pun tidak
sepandai itu. Aku hanya sekedar senang jika bisa menyelesaikan soal perhitungan
dengan pembuktian yang jelas.
Kembali
lagi ke cerita mencontek, setelah kami meminja buku contekan itu, tentu saja
akan kami kembalikan. Salah satu trik agar tidak ketahuan akan model contekan
kami, terkadang kami akan merubah beberapa pola penulisan atau mengubah sedikit
jawaban dari apa yang kami contek. Ya walaupun tetap ada satu atau dua orang
yang tidak mengubahnya, dan itu terkadang membuat guru tahu bahwa kami saling
mencontek jawaban. Tapi ah sudahlah, memang kami tidak tahu, mau bagaimana
lagi. Wkwkwk.
Komentar
Posting Komentar