Memasuki
waktu-waktu sakral dimana kami yang sudah kelas tiga semester akhir ini akan
mempersiapkan diri dalam Ujian Nasional (UN). Ujian yang nantinya akan
menentukan kami dalam kelulusan sekolah dan melanjutkan langkah ke jenjang yang
lebih tinggi. Sebelum masuk ke waktu UN, menjadi sebuah kebiasaan yang
dilakukan sekolah secara turun-temurun, dimana kami akan berkumpul bersama dan
berdoa bersama untuk kelancaran dan kelulusan siswa dalam menghadapi masa UN.
Tumpeng
adalah salah satu bentuk ucapan syukur dan berbagi dalam kebersamaan. Menikmati
hidangan yang disiapkan setelah prosesi doa bersama sebagai panjatan doa untuk
kelancara kami di minggu depannya. Ya, tepat di minggu depan, kami semua akan
melangsungkan UN di sekolah. Saat UN ini lah kami benar-benar harus dalam
keadaan tenang dan nyaman. Tidak ada kelas untuk adik-adik kelas, dan bahkan
bisa sampai diliburkan. Hanya akan ada beberapa siswa yang datang untuk
membantu piket kelas atau keperluan yang lain.
Tumpeng kali ini disiapkan oleh siswa yang akan mengikuti UN. Dimana kami sebelumnya sudah membagi tugas bersama, ada yang mengurus bagian lauknya, sayur mayurnya, maupun pelengkap menu yang lainnya. Selain itu juga kami menyiapkan es sebagai penyebar setelah menikmati tumpeng. Dan saat hari H kegiatan berdoa bersama, kami saling membantu membawanya dari rumah dan menatanya di dalam ruang kelas. Tentu saja kami harus menata menu-menu itu agar bisa dikatakan sebagai nasi tumpeng dengan beragam lauk pauknya. Meski kami bukan seorang desain menu yang kratif, tapi setidaknya tumpeng yang kami hidangkan terlihat estetik jika dipandang.
Saat
tumpeng sudah siap di atas meja, kami pun memanggil semua guru-guru yang ada di
kantor, dan dimulailah kegiatan doa bersama. Satu persatu susunan acara pun
terlewati, akhirnya sampailah pada momen pemotongan tumpeng dan juga pemberian
tumpeng kepada salah satu guru dan juga siswa sebagai simbolis kegiatan. Lalu
berlanjut kepada momen makan bersama. Saat momen seperti ini tentu saja menjadi
momen yang paling membahagiakan, dimana kami juga bisa bercanda bersama dengan
guru-guru kami. Mencoba melepaskan beban pundak sejenak dari tegangnya
persiapan UN. Meski pada akhirnya kami tetap harus merasakan momen tegang itu
kembali di minggu depan. Tapi setidaknya pada saat ini kami harus menikmati
momentum berkumpul bersama, sebelum akhirnya kami akan dipisahkan oleh kata
lulus nantinya.
Komentar
Posting Komentar