Sepak Bola (D-SMA #23)


Menjadi siswa senior di sekolah membuat kami lebih merasa bebas dengan segala aktivitas kami. Tidak perlu lagi mengkhawatirkan akan kakak tingkat yang usil atau yang lainnya. Kami hanya cukup melakukan apa yang menurut kami menyenangkan. Begitu pula dengan halnya dalam bermain. Jika biasanya kami hanya sekedar melihat teman-teman cowok yang bermain sepak bola, kali ini kami siswa yang cewek pun ingin bermain seperti mereka.

Akhirnya kami satu kelas pun terjun ke lapangan untuk bermain sepak bola. Tidak tertinggal lawan main kami adalah teman-teman cewek dari kelas IPS. Tentu saja kami tidak begitu paham dengan permainan sepak bola. Kami hanya cukup menendang bola menuju gawang lawan. Entah apakah kami melakukan pelanggaran atau yang lainnya, yang kami tahu hanyalah menendang bola sampai ke gawang lawan. Teman-teman dari kelas IPS terkenal dengan tubuhnya yang besar dan juga bergerakannya yang lincah, sedang kami yang IPA ini memiliki tubuh yang cukup kecil dan terlihat tak berdaya. Tapi jangan salah sangka, saat kami sudah di lapangan, kami tidak akan kenal malu untuk melakukan berbagai macam cara agar menang. Ini bukan lagi soal akal yang bermain, tapi sudah cukup menggunakan segala tenaga yang dimiliki.

Permainan ini tentu saja sangat seru ketika kami memainkannya, hingga sampai saat salah satu guru perempuan kami mulai menegur kami karena permainan ini tidak pantas untuk kami mainkan. Terlebih kami menggunakan kerudung. Menurut guru tersebut tidak selayaknya perempuan memainkan sepakbola. Permainan ini hanya diperuntukkan siswa cowok. Guru ini tidak lain adalah guru Agama yang notabennya sangat menjaga aurat perempuan. Sedang kami ini siswi-siswi yang tidak begitu peduli dengan hal itu dan hanya ingin bermain dengan penuh kebahagiaan. Tentu saja hal ini tidak akan sejalan. Kami semua yang turut bermainpun dipanggilnya ke dalam kantor dan menerima pengarahan dari beliau. Tidak tertinggal denganku yang menjadi salah satu dalang dibalik hal tersebut. Aku adalah salah satu siswa yang mengkompori kelas untuk bermain sepak bola. Wkwkwk.

Selepas keluar dari kantor, kami pun masih belum menerima teguran dari guru tersebut. Akhirnya, kami yang tahu bahwa guru tersebut sedang hamil dengan sepontan mendoakan bersama agar anak yang dikandungnya adalah anak perempuan dan akan menyenangi permaian sepak bola. Ini adalah doa yang sungguh beralasan karena beliau sudah memiliki anak laki-laki sebagai kakak dari si calon bayi. Kemungkinan hal itu pun akan terjadi, karena biasanya anak laki-laki tentu sangat menyukain permaian sepak bola. Hahaha. 

Komentar