Menjadi
siswa senior di sekolah membuat kami lebih merasa bebas dengan segala aktivitas
kami. Tidak perlu lagi mengkhawatirkan akan kakak tingkat yang usil atau yang
lainnya. Kami hanya cukup melakukan apa yang menurut kami menyenangkan. Begitu
pula dengan halnya dalam bermain. Jika biasanya kami hanya sekedar melihat
teman-teman cowok yang bermain sepak bola, kali ini kami siswa yang cewek pun
ingin bermain seperti mereka.
Akhirnya
kami satu kelas pun terjun ke lapangan untuk bermain sepak bola. Tidak
tertinggal lawan main kami adalah teman-teman cewek dari kelas IPS. Tentu saja
kami tidak begitu paham dengan permainan sepak bola. Kami hanya cukup menendang
bola menuju gawang lawan. Entah apakah kami melakukan pelanggaran atau yang
lainnya, yang kami tahu hanyalah menendang bola sampai ke gawang lawan. Teman-teman
dari kelas IPS terkenal dengan tubuhnya yang besar dan juga bergerakannya yang lincah,
sedang kami yang IPA ini memiliki tubuh yang cukup kecil dan terlihat tak
berdaya. Tapi jangan salah sangka, saat kami sudah di lapangan, kami tidak akan
kenal malu untuk melakukan berbagai macam cara agar menang. Ini bukan lagi soal
akal yang bermain, tapi sudah cukup menggunakan segala tenaga yang dimiliki.
Permainan
ini tentu saja sangat seru ketika kami memainkannya, hingga sampai saat salah
satu guru perempuan kami mulai menegur kami karena permainan ini tidak pantas
untuk kami mainkan. Terlebih kami menggunakan kerudung. Menurut guru tersebut
tidak selayaknya perempuan memainkan sepakbola. Permainan ini hanya
diperuntukkan siswa cowok. Guru ini tidak lain adalah guru Agama yang
notabennya sangat menjaga aurat perempuan. Sedang kami ini siswi-siswi yang
tidak begitu peduli dengan hal itu dan hanya ingin bermain dengan penuh
kebahagiaan. Tentu saja hal ini tidak akan sejalan. Kami semua yang turut
bermainpun dipanggilnya ke dalam kantor dan menerima pengarahan dari beliau.
Tidak tertinggal denganku yang menjadi salah satu dalang dibalik hal tersebut.
Aku adalah salah satu siswa yang mengkompori kelas untuk bermain sepak bola.
Wkwkwk.
Selepas
keluar dari kantor, kami pun masih belum menerima teguran dari guru tersebut.
Akhirnya, kami yang tahu bahwa guru tersebut sedang hamil dengan sepontan
mendoakan bersama agar anak yang dikandungnya adalah anak perempuan dan akan
menyenangi permaian sepak bola. Ini adalah doa yang sungguh beralasan karena
beliau sudah memiliki anak laki-laki sebagai kakak dari si calon bayi. Kemungkinan
hal itu pun akan terjadi, karena biasanya anak laki-laki tentu sangat menyukain
permaian sepak bola. Hahaha.
Komentar
Posting Komentar