Panitia MOS (D-SMA #20)


Jika waktu itu kami yang di MOS, maka saat ini lah kami berganti peran sebagai panitia yang menentuan MOS tersebut. Agenda MOS memang diadakan setiap tahun sebelum memulai pembelajaran di tahun pelajaran berikutnya. Sebagai senior memiliki peran penting dalam penentuan kearah mana program MOS ini akan dijalankan. Apakah akan tetap mengikuti aturan MOS seperti tahun-tahun sebelumnya ataukah dengan gaya yang baru. Mengingat semakin bertambahnya tahun tentu akan semakin banyak hal baru yang berkembang

Akhirnya kami pun memtusukan untuk membuat program MOS dengan modifikasi pada beberapa hal. Salah satu contohnya adalah dengan ditiadakannya perpeloncoan dalam pemberian makanan dari campuran bumbung yang sangat tidak layak untuk dikonsumsi. Bubuk kopi yang dicampurkan ke dalam mie beserta bumbu kuahnya tanpa tambahan air. Tentu saja ini makanan yang sungguh tidak layak konsumsi. Begitu juga penggunaan permen yang di makan bergantian dari satu mulut ke mulut lain. Sungguh ini bukan suatu perlakukan pelatihan mental yang baik. Karena kondisi inilah yang mengharuskan kami untuk merubah program pembinaan mental persiapan siswa baru tanpa tindakan yang sarkasme. Selebihnya kegiatan yang kami lakukan tidak jauh berbeda dengan agenda-agenda sebelumnya. Dimana kami tetap mengikut sertakan program pengenal dari sekolah, OSIS, dan juga ekstrakulikuler yang ada di sekolah. Penggunaan pakaian yang dulu begitu terlihat menor, mulai kami kurangi dengan kebutuhan yang cukup sederhana namun tetap memberikan makna. Sekali lagi, kami berharap program MOS kali ini tidak memberatkan dan membuat target sekolah menjadi bahan perpeloncoan.

Tentu saja bukan suatu hal yang mudah untuk menerapkan tradisi yang sudah turun temurun dilakukan di sekolah-sekolah sejak dulu kala. Tapi jika tidak ada yang memulai untuk membenahi, maka tidak akan pernah terjadi perubahan kepada arah yang lebih baik. Maka, melangkah pada langkah yang pertama menuju kebaikan tentu akan menemukan banyak rintangan di dalamnya. Baik dari kakak tingkat yang tidak terima karena menganggap perubahan itu merendahkan para senior. Atau bahkan dari teman seangkatan yang ingin membalasakan dendam pada adik-adik tingkat seperti yang mereka rasakan dulu. Tapi sekali lagi, perlu berulang kali untuk memberikan pemahaman agar kemauan untuk balas dendam itu tidak menjadikan mereka kehilangan rasa kemanusiaan terhadap orang lain. Dan begitulah program MOS yang kami rencanakan dengan baik bisa diterima oleh semua panitia.

Komentar