Setelah
gagal mengikuti olimpiade tingkat Kecamatan di tahun sebelumnya, akhirnya
kesempatan ke dua pun datang. Sekali lagi aku dipilih untuk mewakili sekolah
dalam olimpiade tangkat Kabupaten. Kali ini bukan cabang Matematika atau
Geografi lagi, tapi aku mewakili dalam cabang Fisika. Sebenarnya Fisika ini perhitungannya
tidak jauh berbeda dengan Matematika. Hanya saja, Fisika memiliki perhitungan
yang lebih rumit dibanding Matematika. Terlebih perhitungan Fisika banyak
menggunakan lambang-lambang tertentu yang kadang aku sendiri tidak bisa
mengingatnya. Tentu saja berbeda lagi dengan perhitungan Kimia, rumus yang
digunakan pun menggunakan lambang-lambang yang begitu rumit tapi menarik. Sama seperti
cinta, cinta itu rumit tapi menarik. Ok
fine, kali ini aku belum berkeinginan
untuk bercerita tentang asmara ya. Jadi, kita fokus dulu ya sayang. Wkwkwk.
Entah
apa tujuan sekolah memilihku untuk mewakili di cabang lomba tersebut. Satu yang
jelas, bisa sampai di tempat lomba dengan selamat saja itu sudah merupakan
suatu kebahagiaan tersendiri untukku. Mengapa aku berkata seperti itu? Karena
aku adalah salah satu orang yang mabuk kendaraan jika menempuh perjalanan jauh
dengan bermobil. Jarak dari sekolah kami hingga ke Kabupaten atau tempat lomba
bisa memakan waktu kira-kira 2 jam. Maka tidak bisa kupungkiri, sepanjang jalan
aku stres. Tapi sekali lagi, aku sudah mengiyakan keputusan dari sekolah
tersebut.
Saat
sampai di tempat lomba, belum sempat ku masuk ke ruang lomba, aku sudah mencari
kamar mandi untuk mengeluarkan semua isi perut yang dari tidak tertahan dan
ingin segera dikeluarkan kembali dari jalan masuknya. Dan setelahnya aku pun
memasuki ruang lomba dengan badan yang sudah tidak karuan. Targetku saat ini
hanya satu, bisa menuntaskan semua pertanyaan dengan sebaik mungkin. Entah
seperti apa hasilnya nanti. Aku sudah melihat lawanku yang begitu terlihat
sangat jenius membuatku minder lebih dulu. Tapi itu lebih baik, jika dibanding
dengan cabang lomba Ekonomi yang bahkan soal mereka saja dalam bentuk Bahasa
Inggris. Nggak kebayang deh bagaimana mengerjakannya.
Setelah
kami menyelesaikan semua perlombaan, saatnya kami pergi jalan-jalan ke
Supermarket. Saat inilah yang sangat kami tunggu-tunggu, karena kami bisa
menikmati berbelanja dengan sesuka hati. Pada dasarnya, kami memang tidak
pernah ke tempat seperti ini, mengingat di desa kami hanya ada toko atau warung
kecil. Jadi, kesempatan ini tentu saja tidak akan pernah kami sia-sia kan.
Semangat belanja.
Komentar
Posting Komentar