“Tia, kamu dipanggil Pak Man tuh di kantor.”
“Ada apa ya, Zi?”
Seingatku aku tidak punya urusan apapun dengan beliau, pikirku. “Apa ada masalah ya?”
“Kurang tahu juga sih. Kayaknya
urusan olimpiade deh. Coba aja ke sana dulu.” Jelas Ziza, salah
satu teman sekelasku.
Aku
pun ke kantor sesuai pesan dari Ziza. Dan benar saja, ternyata pak Man
memanggilku untuk urusan olimpiade. Tapi anehnya, aku kan didaftarkan untuk
cabang mata pelajaran Matematika, sedangkan pak Man ini guru Geografi.
Akhirnya
aku tahu alasan beliau memanggilku untuk mengganti cabang lomba yang aku ikuti,
karena kakak tingkat yang akan didaftarkan ke cabang Matematika, sedangkan aku
dialihkan ke cabang Geografi. Sebenarnya aku pun tidak terlalu pandai di bidang
itu. Tapi karena sudah diminta, ya sudah akhirnya aku mengiyakan keputusan itu.
“Tapi
Pak, boleh tidak jika saya meminjam buku Geografi milik Perpustakaan untuk saya
pelajari di rumah?” Aku yang memang tidak memiliki banyak buku bacaan, berharap
memiliki tambahan buku bacaan khususnya Geografi untukku belajar selama di
rumah. Mengingat, waktu belajarku di sekolah tidak akan maksimal jika untuk
persiapan lomba. Setumpuk buku dari Perpustakaan pun kubawa pulang sebagai
tambahan bahan belajarku di rumah.
Tepat
hari dimana lomba itu akan dilaksanakan, aku beserta tim sekolahku pun siap
berangkat ke lokasi lomba. Tempatnya tidak begitu jauh dari sekolah kami. Lebih
tepatnya lomba tingkat SMA ini diperuntukkan untuk se-Kecamatan. Dimana dalam
satu Kecamatan hanya ada 10 SMA yang ikut sebagai peserta.
Saat
sampai di lokasi lomba, tiba-tiba ada perubahan cabang lomba yang diikutkan.
Benar saja, akhirnya cabang lomba Matematika dibatalkan karena peserta yang
turut serta tidak mencapai separuh dari jumlah sekolah yang diikutkan.
Akhirnya, guru pendamping sekolah kami pun memintaku untuk bertukar cabang
lomba kembali dengan kakak kelasku itu. Yang artinya aku harus mundur dari
lomba, dengan alasan kakak tingkat tahun depan sudah tidak bisa ikut lomba
lagi, karena harus fokus dengan persiapan UN (Ujian Nasional). Sedangkan aku
masih memiliki kesempatan di tahun depan. Sekali lagi, aku pun mengiyakan
keputusan itu. Meski terasa mengganjal, tapi tidak ada yang perlu aku
perjuangkan dengan alasan yang masuk akal.
Komentar
Posting Komentar