Kursi Payung (D-SMA #18)


Di sela-sela waktu libur semester, kami berinisiatif untuk membuat kursi payung di depan kelas kami. Harapannya sih biar bisa buat duduk santai saat istirahat dan lainnya. Ini memang spontan ide dari teman-teman sekelas yang kemudian kami realisasikan menggunakan uang kas kelas, setelah kami coba izin dengan pihak sekolah. Memang benar seharusnya hal semacam ini merupakan program sekolah. Tapi kami ingin memberikan kenang-kenangan dalam bentuk nyata yang bisa difungsikan bersama.

Akhirnya kami pun mempersiapkan segala keperluan untuk membuat kursi payung tersebut. Mulai dari denah lokasi, pengaturan bentuk dan juga persiapan bahan yang kami butuhkan. Tugas teman-teman cowok adalah membawa glondongan kayu dan juga atapnya, sedangkan yang perempuan menyediakan sejenis paku atau bahan yang ringan dan juga beberapa lainnya menyediakan konsumsi untuk kami makan bersama saat membuat kursi payung tersebut.

Pembuatan kursi payung ini memang tidak bisa diselesaikan dalam waktu singkat. Butuh waktu berhari-hari untuk membuatnya. Mengingat memang kami bukanlah ahlinya dalam membuat hal tersebut, akhirnya beberapa kali kami mengalami kesulitan dalam pemasangannya. Entah itu saat mendirikan tiang tengah untuk payung, atau saat memasang atapnya. Sedang kursinya kami buat dari beberapa kayu dan juga bambung yang disusun dengan rapat.

Oh iya, ternyata rencana pembuatan kursi payung ini juga dilakukan oleh kelas XI IPS. Akhirnya kadang kami saling membantu antara satu dengan yang lain. Walaupun hasilnya tidak semaksimal dengan rencana awal kami, tapi akhirnya kursi-kursi itu sudah terpasang dengan cukup cantik. Dan kami pun bisa menggunakannya saat-saat istirahat atau saat di hari sabtu yang biasanya hari tersebut digunakan untuk olahraga bersama. Kami pun bisa menyaksikan permainan voli dari kursi payung tersebut. Tentu saja hal ini membuat kami merasa senang, bahwa apa yang kami kerjakan bisa dimanfaatkan dengan semestinya.

Hingga suatu ketika musim hujan pun tiba. Air yang turun membasahi bumi itu begitu derasnya hingga merusak satu-persatu atap yang kami sudah susun dengan cukup baik di atap payung itu. Sungguh sangat disayangkan, akhirnya kursi payung itu tidak bisa bertahan cukup lama. Memang seharusnya kami bisa menggunakan bahan yang jauh lebih baik. Namun karena keterbatasan kami dalam pendanaan, akhirnya seperti itulah apa adanya yang terjadi.

Komentar