Memasuki kelas baru atau lebih
tepatnya di kelas XII, tentu akan semakin banyak ujian dan tantangan yang tentu
kami hadapi. Namun sebelum semua itu kami siapkan, ada hal yang penting dan
perlu kami lakukan lebih dahulu setiap memasuki kelas baru. Apa lagi jika bukan
pemilihan pengurus kelas. Mulai dari ketua, wakil ketua dan jajarannya. Pengurus
organisasi yang akan membantu kebutuhan dan pengaturan kelas selama setahun
kedepan. Pemilihan biasanya dilakukan di awal mulainya kelas atau tahun
pelajaran baru. Sebelum memulai pembelajaran, wali kelas akan membantu
melakukan proses pemilihan tersebut. Begitu lah yang selama ini kami lakukan
setiap tahunnya.
Namun di tahun ini terasa sangat
berbeda. Wali kelas baru yang kami terima pun orang yang sangat berbeda dari
wali kelas kami saat sebelumnya. Kali ini wali kelas justru dengan tanpa
pemilihan umum penghuni kelas, tiba-tiba beliau menunjukku sebagai ketua kelas
tanpa diskusi dan lainnya. Sedangkan aku yang tidak tahu harus menjawab apa
hanya bisa meng-iya-kan keputusan beliau. Begitu setelahnya wakil dan
jajarannya aku lah yang menentukan tanpa proses pemilihan secara demokrat dan
terbuka seperti tahun-tahun sebelumnya.
Di awal-awal aku menjadi ketua
sungguh bukan suatu hal yang mudah untuk dilakukan. Terlebih ketika aku
menemukan begitu banyak konflik internal maupun eksternal dari teman-teman
sekelas. Mulai dari kelompok kelas yang bentrok dengan adik kelas X. Entah
perkara apa. Mereka harus bertengkar hingga saling menjambak kerudung dan
sebagainya. Hingga akhirnya aku harus memanggil guru BK (Bimbingan Konseling)
untuk menghadapi mereka. Sungguh aku akui teman-teman cewek ini memiliki
kekuatan yang begitu tinggi hingga penambilan adik-adik tingkat berakhir begitu
sangat berantakan. Berbeda lagi dengan teman-teman cowok yang juga memiliki
masalah dengan adik-adik tingkat kelas XI. Lagi-lagi entah dengan masalah apa
mereka harus melakukan itu. Sampai-sampai saat pertandingan sepak bola antara
kelas kami dan adik kelas itu, mereka menggunakan trik jahat yang membuat
tendangan tepat di muka adik tingkat. Pertandingan itu benar-benar bukan sebuah
pertandingan yang sehat.
Akhirnya setelah berjalan beberapa
waktu, aku memutuskan untuk mengundurkan diri dari posisi ku sebagai ketua kelas.
Karena aku benar-benar merasa tidak mampu menjalankan tugas dan tanggungjawabku
untuk menjaga kondisi kelas. Dan begitulah akhirnya terpilihlah ketua kelas
yang baru. Ketua kelas yang kali ini memiliki jiwa yang begitu kuat. Bahkan
tidak lama setelah dia terpilih, tiba-tiba saja teman-teman yang awalnya saling
bentrok, entah mengapa akhirnya mereka bisa berbaur kembali dengan adik-adik
kelas itu. Sungguh, aku tidak pernah bisa memahami apa yang terjadi di kelas
ku. Yang aku tahu, aku sudah coba berusaha melakukan yang terbaik menurtku. Dan
sekarang aku hanya ingin membantu kinerja ketua baru yang telah aku limpahkan
tugas padanya.
Komentar
Posting Komentar