Ketua Kelas (D-SMA #21)


Memasuki kelas baru atau lebih tepatnya di kelas XII, tentu akan semakin banyak ujian dan tantangan yang tentu kami hadapi. Namun sebelum semua itu kami siapkan, ada hal yang penting dan perlu kami lakukan lebih dahulu setiap memasuki kelas baru. Apa lagi jika bukan pemilihan pengurus kelas. Mulai dari ketua, wakil ketua dan jajarannya. Pengurus organisasi yang akan membantu kebutuhan dan pengaturan kelas selama setahun kedepan. Pemilihan biasanya dilakukan di awal mulainya kelas atau tahun pelajaran baru. Sebelum memulai pembelajaran, wali kelas akan membantu melakukan proses pemilihan tersebut. Begitu lah yang selama ini kami lakukan setiap tahunnya.

Namun di tahun ini terasa sangat berbeda. Wali kelas baru yang kami terima pun orang yang sangat berbeda dari wali kelas kami saat sebelumnya. Kali ini wali kelas justru dengan tanpa pemilihan umum penghuni kelas, tiba-tiba beliau menunjukku sebagai ketua kelas tanpa diskusi dan lainnya. Sedangkan aku yang tidak tahu harus menjawab apa hanya bisa meng-iya-kan keputusan beliau. Begitu setelahnya wakil dan jajarannya aku lah yang menentukan tanpa proses pemilihan secara demokrat dan terbuka seperti tahun-tahun sebelumnya.

Di awal-awal aku menjadi ketua sungguh bukan suatu hal yang mudah untuk dilakukan. Terlebih ketika aku menemukan begitu banyak konflik internal maupun eksternal dari teman-teman sekelas. Mulai dari kelompok kelas yang bentrok dengan adik kelas X. Entah perkara apa. Mereka harus bertengkar hingga saling menjambak kerudung dan sebagainya. Hingga akhirnya aku harus memanggil guru BK (Bimbingan Konseling) untuk menghadapi mereka. Sungguh aku akui teman-teman cewek ini memiliki kekuatan yang begitu tinggi hingga penambilan adik-adik tingkat berakhir begitu sangat berantakan. Berbeda lagi dengan teman-teman cowok yang juga memiliki masalah dengan adik-adik tingkat kelas XI. Lagi-lagi entah dengan masalah apa mereka harus melakukan itu. Sampai-sampai saat pertandingan sepak bola antara kelas kami dan adik kelas itu, mereka menggunakan trik jahat yang membuat tendangan tepat di muka adik tingkat. Pertandingan itu benar-benar bukan sebuah pertandingan yang sehat.

Akhirnya setelah berjalan beberapa waktu, aku memutuskan untuk mengundurkan diri dari posisi ku sebagai ketua kelas. Karena aku benar-benar merasa tidak mampu menjalankan tugas dan tanggungjawabku untuk menjaga kondisi kelas. Dan begitulah akhirnya terpilihlah ketua kelas yang baru. Ketua kelas yang kali ini memiliki jiwa yang begitu kuat. Bahkan tidak lama setelah dia terpilih, tiba-tiba saja teman-teman yang awalnya saling bentrok, entah mengapa akhirnya mereka bisa berbaur kembali dengan adik-adik kelas itu. Sungguh, aku tidak pernah bisa memahami apa yang terjadi di kelas ku. Yang aku tahu, aku sudah coba berusaha melakukan yang terbaik menurtku. Dan sekarang aku hanya ingin membantu kinerja ketua baru yang telah aku limpahkan tugas padanya.

Komentar