Setelah
ujian dan menerima hasil pengumuman naik kelas, akhirnya waktu yang ditunggupun
datang. Kami sudah bersiap untuk penempatan kelas lanjutan yang akan kami
tempuh dua tahun ke depan. Kelas IPA atau kelas IPS. Pilihan mungkin memang
bisa kita ajukan, tapi sekolahpun memiliki kekuasaan untuk memutuskan pilihan
tersebut. Dan akhirnya aku mendapat pembagian kelas di kelas IPA sesuai dengan
pemantauan perkembangan pembelajaranku selama di kelas X sebelumnya.
Sekali
lagi, kali ini kelas dibagi rata dengan jumlah yang sama. Tapi sayangnya salah
satu diantara kami ada yang ingin pindah kelas dari kelas IPA ke kelas IPS.
Entah apa yang dia permasalahkan dengan kelas IPA. Yang jelas, kelas IPA adalah
tujuan dari rata-rata anak-anak di sekolah kami. Mengingat kelas IPA memiliki
peluang lebih besar untuk memasuki jenjang perkuliahan dalam saintek. Sedangkan
kelas IPS memiliki kecenderungan untuk memasuki dunia perkuliahan dalam bidang
sosial.
Dia
yang menginginkan pindah kelaspun sering dipanggil oleh guru untuk memberi
keyakinan kepada si teman yang satu ini. Ternyata setelah ditelusuri, dia
menyampaikan bahwa dia khawatir tidak mampu dengan materi pelajaran yang akan
dia terima di kelas IPA nantinya. Maka dia lebih memilih kelas IPS. Akhirnya,
sekolahpun mempersilahkannya untuk mencoba di kelas IPS dulu untuk beberapa
waktu.
Beberapa
hari telah berlalu, kelas kami masih memiliki satu kursi yang kosong. Sedang
dari kelas IPS yang awalnya ingin pindah ke kelas IPA juga pada akhirnya tidak
ingin pindah karena dia sudah memiliki tujuan masa depannya nanti. Sedangkan
satu orang teman yang tadi di kelas IPA dan memilih kelas IPS, entah apa yang
dia rasakan. Selang dua minggu berlalu, dia akhirnya kembali ke kelas IPA.
Meski sudah beberapa mata pelajaran yang tertinggal, tapi sekolah sekali lagi
memberi kelonggaran untuknya kembali ke kelas IPA sesuai dengan keputusan
pemilihan kelas di awal.
Akhirnya
kelas kami lengkap dengan kehadirannya memenuhi kursi kosong yang sudah sejak
awal tersedia untuk dia tempati. Memang benar, kelas IPA bukan sembarang kelas,
sedang mereka yang dulu ada di kelas Xa dan Xb berperingkat 5 besar pun
sekarang ada di kelas yang sama. Hampir setiap hari isinya adalah diskusi
panjang yang kadang tidak berujung. Lalu bagaimana denganku? Aku sendiri lebih
asik mengamati keseriusan dan ketegangan kelas.
Komentar
Posting Komentar