Kado untuk Teman (D-SMA #3)


Pagi itu aku sudah menyiapkan sebuah kado untuk salah seorang teman yang ku kenal sejak SMP. Bukan Ai ataupun Titin. Dia adalah salah satu teman yang aku kenal cukup akrab. Meski bukan teman dekatku, tapi aku ingin memberi sesuatu untuknya. Akhirnya aku sejak kemarin sudah menyiapkan sebuah kado boneka yang aku bungkus dengan rapi.

Ternyata beberapa dari teman-teman mengetahui bahwa aku ingin memberi hadiah itu untuknya. Panggil saja dia Ria. Mereka pun berinisiatif untuk mengerjai Ria dan nantinya kado itu diberi diakhir cerita. Aku pun turut mengiyakan ajakan mereka untuk membuat kejutan untuk Ria.

“Lalu kita mau kerjain dia seperti apa, Di?” Tanyaku pada salah satu teman.

“Tenang, nanti kita buat dia merasa bersalah karena tidak mengerjakan tugas kelompok. Nah, kita buat dia sampai menangis, setelahnya baru kita kasih hadiah itu sebagai kejutan.” Jawabnya dengan ide gilanya, tapi aku menyepakati ide tersebut.

Benar saja, dengan mudahnya Ria masuk ke perangkap kami dengan keseriusan Didi, salah satu teman kami yang mencoba membuat kesalah kepada Ria. Sedang Ria yang tidak tahu apa-apa hanya menurut dan merasa bersalah atas apa yang membuatnya lalai pada tugasnya itu. Sejujurnya aku kasihan pada dia, karena aku tahu bahwa tugas kelompok itu bukan dikumpul pada hari ini, masih ada jeda waktu satu minggu lagi untuk menuntaskannya. Tapi justru teman sekelompoknya menagih tugas itu untuk dikumpul hari ini. Benar saja, Ria menangis sesunggukan menyendiri di bawah pohon mangga sekolah.

Tak lama setelah kami melihat reaksinya yang begitu menyedihkan, akhirnya kami memutuskan untuk mengakhiri drama itu.

“Happy birthday to you, happy birthday to you, happy birthday, happy birthday, happy birthday to Ria.” Nyanyi kami serempak sembari mendekati Ria dengan membawa kado yang sudah kusiapkan itu.

Sepontan Ria terkejut saat kami menghampirinya dari belakang. Kami pun menjelaskan bahwa tugas yang dibicarakan kelompoknya itu tidaklah sungguhan, semua hanya drama yang kami siapkan untunya. Tangis sedihnya seketika berubah menjadi tangis bahagia.

“Terima kasih teman-teman, aku nggak nyangka kalian memberi aku kejutan seperti ini. Sekali lagi terima kasih teman-teman.” Kami pun saling berpelukan.

Komentar