Setiap
setahun sekali, setidaknya akan ada lomba gerak jalan yang tepatnya dilakukan
di bulan Agustus. Setelah acara upacara yang dilakukan di Kecamatan, maka acara
selanjutnya adalah lomba gerak jalan dari berbagai cabang. Mulai dari setingkat
SD sampai SMA se-Kecamatan. Lomba bergengsi untuk menunjukkan bagaimana
kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing sekolah yang ada di Kecamatan
tersebut. Lomba ini akan sangat terasa meriah jika di dalam perlombaan
tersebut, peserta lomba menampilkan berbagai aksi gerak kreasi atau
modifikasinya.
Memiliki
tubuh yang cukup tinggi menjadikanku sebagai salah satu dari bagaian barisan
tersebut yang mewakili sekolahan untuk mengikuti lomba gerak jalan. Hari-hari
sebelum perlombaan, kami gunakan untuk berlatih terutama saat sore hari.
Selepas jam sekolah selesai, kami akan pulang ke rumah masing-masing,
beristirahat sebentar, lalu sore harinya berkumpul kembali di sekolah untuk
berlatih bersama dengan tim gerak jalan baik putra maupun putri. Yups, perlombaan
ini diperuntukkan menjadi dua kategori, yaitu khusus putra dan khusus putri. Menjadi
bagian dari tim putri menempatkaku dalam barisan tiga terdepan. Pengaturan
barisan ini memang sengaja dibuat berdasarkan ukuran tinggi badan. Siswa yang
memiliki postur tubuh lebih tinggi akan diposisikan di depan atau di samping,
sedang yang memiliki postur tubuh lebih rendah akan ditempatkan di bagian
belakang atau tengah.
Tepat
di hari H perlombaan. Selepas upacara pengibaran bendera Sang Saka marah putih,
kami semua peserta lomba mulai mengatur barisan dari garis star. Sudah berseragam rapi dengan setelan sesuai masing-masing
kelompok. Saat peluit ditiupkan, maka saat itu pula komandan barisan memulai
memberikan intruksi gerakan. Jalan di tempat, hadap kanan, hadap kiri, maju
jalan, penghormatan, sampai gerakan dalam beberapa formasi. Jika ada satu saja
anggota tim yang tidak fokus dan melakukan kesalahan gerakan, pasti terdengar
suara gaduh yang begitu membuat hati terasa berdegub kencang. Hingga akhirnya
semua peserta lomba pun sampai di garis finish.
Hasil
lomba diumumkan saat upacara penurunan bendera yang diadakan di sore harinya.
Entah mengapa percaya atau tidak, sekolah kami selalu membawa pulang piala
kemenangan. Entah tim perempuan yang memperoleh juara satu dan laki-laki
memperoleh juara dua atau sebaliknya. Kami selalu mendapatkan minimal satu
piala dalam perlombaan. Dan ini menjadi kebahagiaan tersendiri bagi kami yang
memiliki sekolah bertempat paling pelosok.
Komentar
Posting Komentar