Jam
pelajaran pertama sudah berganti jam pelajaran ke dua. Sesaat setelah guru
Bahasa Indonesia meninggalkan kelas, bergantilah guru sejarah masuk dan
memberikan mata ajarnya. Dalam sehari kami bisa menerima 3 sampai 4 kali mata
ajar. Kelas di mulai dari jam setengah 8 pagi. Tentu saja kami seharusnya sudah
sarapan sebelum berangkat. Tapi sayangnya aku sering sekali kabur saat jam
makan pagi di rumah. Bukan karena tidak suka dengan menu makannya, tapi lebih
sering malas aja kalau harus makan pagi. Terlebih jika sudah merasa terlambat masuk
sekolah. Sering sekali saat ibu sedang ke pasar, aku langsung tancap gas
berangkat ke sekolah tanpa makan.
Sekali
dua kali aku sering kelaparan saat di sekolah, sebenarnya juga sudah diberi
uang saku, tapi seringnya uang tersebut aku masukkan dalam tabungan. Alhasil
aku jarang sekali main ke kantin. Sesekali aku ke kantin hanya untuk membeli
nasi kuning untuk mengisi perut saat jam istirahat. Nasi kuning adalah menu favorit
dan wajib yang ada di sekolah, apa lagi kalau lauknya ikan asin dan sayur
papaya muda yang dimasak oseng kecap pedas. Masyaallah itu mantapnya luar biasa
sekali.
Lalu
bagaimana jika aku tidak ke kantin? Yups, ini pertanyaan yang sering aku dengar
saat teman-teman yang lain berlarian ke kantin, tapi justru aku cenderung lebih
memilih ke perpustakaan. Walaupun tidak ada tugas kelas atau yang lainnya, tapi
aku lebih cenderung senang ke perpus. Entah hanya sekedar untuk membaca buku
atau menyalin catatan belajarku. Perpus sudah serasa basecam ku di sekolah. Jika aku tidak ada di kelas atau di kantin,
maka cukup mencariku di perpustakaan.
Saat
di perpus, aku suka sekali membaca buku yang berbau Ilmu Pengetahuan Alam.
Menurutku buku sejenis Biologi ini menarik sekali, apa lagi jika sudah membahas
tentang proses pertumbuhan dan perkembangan manusia. Tapi tidak menutup
kemungkinan aku juga membaca beberapa buku lain seperti Matematika, Bahasa
Indonesia, dan juga Sejarah. Menurutku, setiap mata pelajaran itu punya
keunikannya sendiri. Dengan mempelajarinya saja kita bisa mengetahui banyak hal
yang sebelumnya tidak kita ketahui. Terlebih saat mempelajarai tentang
matematika, dimana dalam beberapa perhitungannya kita butuh pembuktian untuk
melihat hasil yang benar. Seperti itulah hidup, banyak hal yang harus
dibuktikan kebenarannya. Saat kebenaran itu sudah terbuktikan, maka disitulah
kita akan merasakan bahwa apa yang kita lalui semua akan memiliki makna yang
berarti. Sama seperti hidup kita yang akan terus memebrikan makna untuk masa
depan kita.
Komentar
Posting Komentar