Siapa
bilang kuliah itu enak? Kamu masih percaya dengan apa yang ada di TV? Ayolah
dunia kuliah itu tidak semudah itu kawan. Banyak tugas yang harus kau kerjakan.
Bukan hanya sekedar romantikan percintaan, duduk manis di kafe orang, terus ngobrolin
hal yang nggak penting. Haduh, benar-benar aku kena prak parah nih gara-gara nontonin FTV dan sinetron terus.
Banyaknya
tugas kampus sampai-sampai aku mengenal kata lupa makan, tidur larut malam,
tidak mandi karena terlambat masuk kelas, atau bahkan lupa bahwa baju di lemari
sudah habis karena kotor setelah dipakai semua.
Suatu
hari dua temanku menginap di kosku yang berukuran 2,5x3 m ini. Hanya untuk
mengerjakan tugas review jurnal yang harus dikumpulkan keesokan harinya. Kami
sama-sama tidak paham cara mengerjakan tugas itu. Mencari informasi kepada
kakak tingkat tidak menjamin kami memahaminya.
Sekarang
salah siapa? Salah dosenlah, mereka itu sudah tahu jawabannya, tapi kenapa
masih bertanya kepada mahasiswa. Kenapa tidak mereka saja yang menjawabnya.
*dilempar spidol dosen
■
■ ■
Keesokan
harinya kami bersiap untuk berangkat ke kampus dengan lembaran tugas yang siap
dikumpulkan. Yang entah benar atau salahnya hasil kerja kami. Dosen tidak akan
memperdulikannya, yang mereka inginkan hanyalah tugas dikumpul hari itu.
Sudah
jadi rutinitas setiap ada materi kelas yang diberikan dosen, mereka tidak akan
lupa juga memberikan tugas disetiap sesinya. Oh Tuhan, mau sampai kapan tugas
ini selesai. Ini semacam quote yang
sering aku dengar. MATI SATU TUMBUH SERIBU. Belum juga selesai tugas yang satu,
sudah tumbuh benih-benih cinta diantara kita. Eh bukan, bukan itu, maksudku
selesai tugas satu bertambah seribu tugas lainnya.
Jika
sudah berurusan dengan tugas, pastikan jangan lupa untuk mengisi ulang energi
tubuh. Karena mencintai itu butuh energi. Eh gagal fokus lagi, maksudku
berfikir itu butuh energi.
Makan
bersama teman-teman di waktu jam istirahat menjadi salah satu hal yang istimewa
untukku. Ya, beberapa diantara kami sering membawa bekal makanan. Terutama
seorang teman cowok yang dia pintar sekali memasak. Tentu saja, aku selalu
mencicipi hasil masakannya itu. Nyammmi, sedap mantap pakai telur mata sapi dua.
![]() |
| Sumber: https://m.solopos.com/tahukah-anda-begini-asal-usul-kotak-makan-956352 |
Etsss,
siapa bilang aku juga pintar masak. Tentu saja tidak. Aku hanya mampir ke
warung samping kos sebelum berangkat ke kampus. Membungkus sedikit nasi, sayur,
dan lauk secukupnya yang kumasukkan dalam kotak makan. Jika ada yang mudah,
kenapa harus yang susah. Ok, aku memang praktisi hebat.
■
■ ■
Sejak
pembekalan di awal pertemuan kelas, kami juga sudah dijelaskan tentang pencana program
dan kegiatan pembelajaran Semester atau yang disingkat dengan RPKPS. Ini
semacam kurikulum persemester. Yang mana isinya mencakup sistem pembelajaran,
jadwal pembelajaran, hingga waktu ujian tengahan semester atau yang disingkat
UTS dan juga ujian akhir semester atau yang juga disingkat UAS.
Ternyata
kelas kami mengadop sistem dari pengalaman kakak-kakak tingkat sebelumnya. Kami
membuat modul materi berfokus pada materi-materi yang akan diujikan berdasarkan
kisi-kisi dan informasi, baik yang kami terima dari dosen mata ajar maupun dari
prodi langsung.
Ide
modul ini sangat bagus sekali, ketika kami bisa memanajemen diri untuk
mempersiapkan waktu belajar mandiri. Namun sayangnya itu hanya segelintir orang
yang bisa melakukannya. Sedangkan yang lain tetap saja menggunakan sistem SKS. Sistem
Kebut Semalam. Termasuk aku, SKS is my style. *berpose depan cermin
■
■ ■
Akhirnya
hari yang ditunggu-tunggu itupun tiba. Ya, UAS masa dimana waktumu belajar
selama satu semester ditentukan dengan ujian ini. Masa dimana waktumu enam
bulan dikerahkan hanya untuk menjawab semua pertanyaan di dalam ruang dan waktu
yang sama.
Hening.
Semua mata terfokus pada lembaran kertas yang tidak tahu apa kesalahannya dan
harus dicari solusi dari setiap pertanyaannya. Dengan genggaman pena yang
merangkai kata-kata indah di atas kertas putih tanpa dosa, satu persatu pertanyaanpun
dijawab oleh otak yang kadang nggak ngotak.
“Yang
penting terisi penuh.” Begitu katanya.
Tak
lama kemudian.
“Waktu
pengerjaan sudah selesai. Silahkan kumpulkan kertas jawaban dan kertas soal ke
depan.” Seru penjaga ujian.
Satu
persatu kami pun maju dan menyerahkan lembara itu sesuai instruksi yang
diberikan. Tak banyak yang keluar ruangan dengan wajah bahagia.
“Eh
tadi jawaban nomor 4 apaan sih? Kayaknya aku salah jawab deh.” Sambil membuka
buku materi kembali.
Gila
ya ini orang, masih aja bahas soal yang sudah dikerjakan tadi. Ini nih, ini
ciri-ciri orang yang susah move on. Comeone guys jawaban kamu tuh juga
nggak akan berubah kok kalau kamu buka buku materi lagi.
Tiba-tiba
seorang teman berkata.
“Pusing
nih, karaoke yuk.” Ajaknya.
“Mau,
kemana? Aku ikut.”
“Aku
juga.”
“Boleh, yuk ramean.”
Dan tentu saja, aku nggak mau ketinggalan juga dong. Aku suka nih yang kayak gini, hidup itu harus have fun. Kalau bukan diri kita sendiri yang membahagiakan, siapa lagi coba. Selagi muda kan. Muda foya-foya, tua kaya raya, mati masuk surga. *dirukyah malaikat

Komentar
Posting Komentar