MISI MAKAN ENAK (CAM #8)

Di usia yang sudah beranjak seperempat abad, maka sudah sewajarnya jika menemukan teman-teman yang memulai kehidupan baru dengan pasangannya. Tentu saja, sudah banyak temanku yang melangsungkan pernikahan. Jangankan teman kuliah, bahkan teman sekolahpun sudah tinggal menghitung jari saja yang masih melajang, termasuk aku. *dasar jomblo

Kata orang sebelum menikah, kita harus menghabiskan masa lajang dengan teman-teman tongkrongan. Sama hal nya dengan kawan ku yang satu ini. Sebut saja namanya Han. Etsss, bukan Han Ji Pyong ya. Udahlah, panggil saja di Han. Maksa.

Jadi cerintanya, Bang Han ini minggu depan akan melangsungkan pernikahan dengan salah satu putri dari tokoh ternama di Indonesia. Mainlah kami ke rumah calon pengantin yang satu ini.

“Pokoknya hari ini yang bertugas di dapur kaum Adam. Kaum Hawa nonton, makan, foto-foto.” Sepakat semua tim cewek.

Masakan sudah siap. Kami pun menikmati setiap momen di sore itu. Meski hujan datang, justru menambah syahdu suasana saat itu.

Hingga sampailah pada hari yang dinantikan oleh kedua calon pengantin. Kata SAH menjadi pelengkap kebahagiaan kedua sejoli yang sedang dirundung asmara. Di dalam Gedung pernikahan yang menampung ratusan tamu undangan, dari orang yang cuma modal.

“Aku harus mencicipi semua menu makanan yang ada. Pokoknya harus.”

Sampai seorang tokoh terkenal yang kukagumui semua karya-karyanya. Ya, tokoh tersebut tidak lain adalah Habiburrahman El Shirazy. Seorang penulis yang sebagian besar karya best seller nya dijadikan film layar lebar. Salah satu karyanya yang mengispirasiku adalah Ketika Cinta Bertasbih. Bagaimana dua insan yang saling mencintai dipertemukan kembali dalam ikatan suci dengan cara terbaik-Nya.


Sumber: https://ebooks.gramedia.com/id/buku/ketika-cinta-bertasbih-1-ii; https://lubook.dubookpress.com/produk/ketika-cinta-bertasbih-2/


“Aku juga ingin, suatu saat nanti karyaku bisa menginspirasi banyak orang, seperti karya-karya beliau.” Kataku dalam hati.

Banyaknya tamu membuat kami harus bergantian mengucapkan selamat dan berfoto bersama kedua mempelai di atas pelaminan. Hingga akhirnya giliran kami pun tiba.

Tangan lembut pengantin wanita menyapaku dengan senyumnya yang manis. Aku teringat kembali saat kami pertama bertemu dan ngobrol banyak hal. Bagaimana saat dia bertemu dengan Bang Han, hingga akhirnya pinanganpun diterimanya. Sunggah, jika bukan karena kuasa Allah, tidaklah sampai mereka di atas pelaminan itu. Romantika asmara memang benar-benar cerita yang luar biasa ya. *ngusap air mata

■ ■ ■

Aku bergantian menghadiri pernikahan teman-temanku yang satu persatu memberi undangan di grup whatsapp.

Kali ini aku menghadiri pernikahan salah satu kawan yang rumahnya berada di luar kota Jogja. Akhirnya kami harus mempersiapkan transportasi yang cukup untuk berangkat bersama teman-teman.

Kami memang sangat jarang sekali jalan-jalan. Tapi sekalinya kami bisa bepergian bersama, kami akan sempatkan mampir ke salah satu rumah teman yang mungkin bisa kami jangkau. Dan begitulah kami mampir ke rumah teman di Semarang, selepas menghadiri acara pernikahan itu.

Sebut saja namanya Erma. Salah satu teman organisasi yang ikut sarta dalam perjalanan kami.

“Ntar kita mampir ke rumah Erma ya.” Usul salah seorang teman.

Ternyata benar, mamahnya Erma sudah mempersipkan hidangan sate tusuk dan juga lontong segarnya. Wah mantap banget ini mah. Pokoknya misi utama kami kali ini adalah cari makan gratis. *dasar mahasiswa

“Mbak Fafa, itu temannya yang di depan siapa tahu ada yang masih mau tambah. Ini sate dan lontongnya masih banyak.” Sapa mamah yang memang sudah aku kenal sebelumnya.

“Siap Mah. Biar Fafa bawa ke dapan.”

Komentar