Di
usia yang sudah beranjak seperempat abad, maka sudah sewajarnya jika menemukan
teman-teman yang memulai kehidupan baru dengan pasangannya. Tentu saja, sudah
banyak temanku yang melangsungkan pernikahan. Jangankan teman kuliah, bahkan teman
sekolahpun sudah tinggal menghitung jari saja yang masih melajang, termasuk aku.
*dasar jomblo
Kata
orang sebelum menikah, kita harus menghabiskan masa lajang dengan teman-teman
tongkrongan. Sama hal nya dengan kawan ku yang satu ini. Sebut saja namanya
Han. Etsss, bukan Han Ji Pyong ya. Udahlah, panggil saja di Han. Maksa.
Jadi
cerintanya, Bang Han ini minggu depan akan melangsungkan pernikahan dengan
salah satu putri dari tokoh ternama di Indonesia. Mainlah kami ke rumah calon
pengantin yang satu ini.
“Pokoknya
hari ini yang bertugas di dapur kaum Adam. Kaum Hawa nonton, makan, foto-foto.”
Sepakat semua tim cewek.
Masakan
sudah siap. Kami pun menikmati setiap momen di sore itu. Meski hujan datang,
justru menambah syahdu suasana saat itu.
Hingga
sampailah pada hari yang dinantikan oleh kedua calon pengantin. Kata SAH
menjadi pelengkap kebahagiaan kedua sejoli yang sedang dirundung asmara. Di
dalam Gedung pernikahan yang menampung ratusan tamu undangan, dari orang yang
cuma modal.
“Aku harus mencicipi semua menu makanan yang ada. Pokoknya harus.”
Sampai
seorang tokoh terkenal yang kukagumui semua karya-karyanya. Ya, tokoh tersebut
tidak lain adalah Habiburrahman El Shirazy. Seorang penulis yang sebagian besar
karya best seller nya dijadikan film
layar lebar. Salah satu karyanya yang mengispirasiku adalah Ketika Cinta
Bertasbih. Bagaimana dua insan yang saling mencintai dipertemukan kembali dalam
ikatan suci dengan cara terbaik-Nya.


Sumber: https://ebooks.gramedia.com/id/buku/ketika-cinta-bertasbih-1-ii; https://lubook.dubookpress.com/produk/ketika-cinta-bertasbih-2/
“Aku
juga ingin, suatu saat nanti karyaku bisa menginspirasi banyak orang, seperti
karya-karya beliau.” Kataku dalam hati.
Banyaknya
tamu membuat kami harus bergantian mengucapkan selamat dan berfoto bersama
kedua mempelai di atas pelaminan. Hingga akhirnya giliran kami pun tiba.
Tangan
lembut pengantin wanita menyapaku dengan senyumnya yang manis. Aku teringat
kembali saat kami pertama bertemu dan ngobrol banyak hal. Bagaimana saat dia
bertemu dengan Bang Han, hingga akhirnya pinanganpun diterimanya. Sunggah, jika
bukan karena kuasa Allah, tidaklah sampai mereka di atas pelaminan itu.
Romantika asmara memang benar-benar cerita yang luar biasa ya. *ngusap air mata
■
■ ■
Aku
bergantian menghadiri pernikahan teman-temanku yang satu persatu memberi
undangan di grup whatsapp.
Kali
ini aku menghadiri pernikahan salah satu kawan yang rumahnya berada di luar kota
Jogja. Akhirnya kami harus mempersiapkan transportasi yang cukup untuk berangkat
bersama teman-teman.
Kami
memang sangat jarang sekali jalan-jalan. Tapi sekalinya kami bisa bepergian
bersama, kami akan sempatkan mampir ke salah satu rumah teman yang mungkin bisa
kami jangkau. Dan begitulah kami mampir ke rumah teman di Semarang, selepas menghadiri
acara pernikahan itu.
Sebut
saja namanya Erma. Salah satu teman organisasi yang ikut sarta dalam perjalanan
kami.
“Ntar
kita mampir ke rumah Erma ya.” Usul salah seorang teman.
Ternyata benar, mamahnya Erma sudah mempersipkan hidangan sate tusuk dan juga lontong segarnya. Wah mantap banget ini mah. Pokoknya misi utama kami kali ini adalah cari makan gratis. *dasar mahasiswa
“Mbak
Fafa, itu temannya yang di depan siapa tahu ada yang masih mau tambah. Ini sate
dan lontongnya masih banyak.” Sapa mamah yang memang sudah aku kenal
sebelumnya.
Komentar
Posting Komentar