KAUM REBAHAN (CAM #13)

 

Sumber: https://milenialis.id/ini-perbedaan-introvert-dengan-pemalu-jangan-salah/

 

Setelah ditinggal oleh teman-teman, mendapat pertanyaan dari berbagai pihak, akhirnya aku menjadi pribadi yang begitu introvert. Lebih senang menyendiri di kamar, tidak akan keluar jika tidak ada keperluan penting. Terlebih saat ini hampir seluruh dunia juga diselimuti oleh sesuatu yang mencekam. Virus Covid-19 yang menyebar dari satu negara ke negara lain dan akhirnya sampai juga di Indonesia.

Menjadi salah satu alasan yang sangat wajar jika aku memang tidak pernah keluar dari kos, disamping memang tidak ada tempat maupun orang yang aku tuju. Hari-hari terasa hampa, aku pun semakin terpuruk. Butuh asupan semangat untuk menumbuhkan kembali ghiroh ku untuk menyelesaikan semua tugasku.

Akhirnya aku memutuskan untuk mencari lingkungan yang memberikan peluang untukku berkonstribusi memberikan manafaat kepada orang lain. Ya, aku termasuk orang yang memegang prinsip.

“Aku ada ketika mereka membutuhkanku. Dan ketika mereka sudah tak membutuhkanku, entah dengan cara apa lagi aku hidup di dunia ini.”

Bergabung menjadi bagian dari Masyarakat Relawan Indonesia dengan berkonstribusi dalam posko covid-19 adalah salah satu jalan yang aku tempuh untuk mengembalikan jiwa ku yang entah hilang kemana, tak ada semangat hidup. Dari berbagai ragam aksi kemanusiaan mulai kami lakukan untuk membantu penanganan dampak dari bencana pandemic covid-19.

Akhirnya aku mengenal teman-teman baru, lingkungan baru, dan semangat baru. Namun, setelah beberapa waktu berlalu, aku mulai menyadari.

“Aku tidak bisa berada dalam lingkungan ini.”

Ya, aku merasa ada yang salah dalam hubungan pertemanan ini. Aku merasa seolah banyak tangan yang menamparku diam-diam dalm ketidak berdayaanku. Aku kehilangan arah dan tujuanku kembali. Dan begitulah aku mengundurkan diri dari posko covid-19 tersebut.

Kembali dalam kesendirian membuatku semakin terpuruk dengan segala situasi yang ada. Aku pun mulai menyelami apa yang bisa aku lakukan untuk menolong diriku sendiri. Ya, aku sadar aku butuh bantuan, tapi entah kepada siapa aku memintanya. Sampai akhirnya aku memulai membuka kembali dan membaca tulisan bloger kakak dari teman organisasi yang dulu aku pernah tertarik padanya. Akhirnya aku pun mulai belajar kembali untuk menulis. Ya, sejak sekolah aku senang menulis. Beberapa kali cerita yang aku buat sering digunakan dalam praktek Bahasa di kelas sejak SMP.

Aku pun mulai mengikuti kelas kepenulisan, mengirimkan naskah cerita pribadi dalam buku antologi cerita non-fiksi. Satu persatu tulisan yang aku kirim diterima oleh tim penerbit. Walaupun aku belum memulai menulis buku solo, namun inilah awal aku memulai tulisanku. Ya, memulai dari bagian yang terkecil.

Jangan kau tanya bagaimana kabar tugas akhir kuliahku. Apakah aku memikirkannya? Ya, tentu saja aku terus memikirkannya. Begitu banyak bagian yang harus aku perbaiki. Satu dua hari tidak cukup bagiku. Bahkan dengan kondisiku yang saat ini rasanya bukan lagi bisa mengerjakannya. Aku justru menghabiskan waktuku untuk memulihkan psikis dan fisikku.

Entah sejak kapan aku merasakan kembali kondisi fisikku semakin memburuk. Penyakit yang saat itu harus dioperasi, tiba-tiba saja muncul kembali. Rasa sakit yang tiba-tiba hilang timbul. Ditambah kembali, gejala lain yang mulai muncul di tubuhku. Dan entah bagaimana aku menjelaskannya, bahkan aku pun tak pernah merasakannya. Kata orang ini perasaan seperti saat kita bertemu dengan si do’i. Namun aku sangat menyadari bahwa ini bukan situasi yang sama. Detak jantung yang mulai tidak beraturan hilang dan timbul, suaranya yang seketika kehilangan tiga kali atau lebih dalam episode. Cemaspun semakin bertambah.

“Haruskah aku memeriksakan diri ke layanan kesehatan lagi? Tapi nanti jika ini memang penyakit yang harus dioperasi lagi, entah bagaimana aku harus menerimanya.”

Akhirnya aku tidak memeriksakan diri. Dan begitulah setiap gejala itu muncul, aku beristirahat sejenak dan melepaskan segala yang ada dihadapanku. Ya, akhirnya di tahun ini banyak waktu yang kuhabiskan hanya untuk rebahan. *hidup kaum rebahan

Komentar